MY HOLIDAY

 

Penguatan Perencanaan Hidup Remaja melalui Program Generasi Berencana (GENRE) di Pondok Pesantren Burhanul Hidayah, Krembung – Sidoarjo

Remaja merupakan kelompok usia strategis dalam pembangunan bangsa. Masa remaja adalah fase transisi menuju kedewasaan, ditandai dengan proses pencarian jati diri dan pembentukan arah hidup. Namun, tidak sedikit remaja yang menjalani masa ini tanpa memiliki pemahaman dan keterampilan dasar dalam merencanakan masa depan secara matang. Ketiadaan perencanaan hidup dapat meningkatkan risiko terhadap berbagai permasalahan sosial, seperti pernikahan dini, seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan putus sekolah.

Dalam konteks tersebut, Program Generasi Berencana (GENRE) yang diinisiasi oleh BKKBN menjadi sangat relevan untuk diperkenalkan kepada kalangan remaja, khususnya yang berada di lingkungan pesantren. Program ini menekankan pentingnya perencanaan kehidupan berkeluarga yang terencana, pendidikan yang terstruktur, serta kesadaran terhadap kesehatan reproduksi remaja (KRR). Melalui pendekatan edukatif yang menyentuh aspek intelektual dan emosional remaja, GENRE bertujuan membentuk generasi yang sehat, berkualitas, dan memiliki visi masa depan.



Kegiatan Pengabdian Masyarakat

Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) dalam bentuk Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) di Pondok Pesantren Burhanul Hidayah, Krembung – Sidoarjo. Adapun tema kegiatan adalah "Merancang Masa Depan Gemilang melalui Edukasi Perencanaan Hidup Remaja."

Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk edukasi interaktif yang mengombinasikan penyampaian materi, diskusi kelompok (Focus Group Discussion), penyusunan life mapping, serta sesi refleksi dan evaluasi melalui pre-test dan post-test. Sasaran utama adalah para santri usia remaja tingkat MA/SMA yang berada di lingkungan pesantren.

Tujuan Kegiatan

Secara khusus, kegiatan ini bertujuan untuk:

  1. Menanamkan kesadaran akan pentingnya merencanakan masa depan sejak remaja.
  2. Memberikan pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip hidup terencana, termasuk aspek pendidikan, karier, dan kehidupan keluarga.
  3. Meningkatkan pemahaman remaja terhadap risiko sosial yang mengancam masa depan mereka.
  4. Melatih keterampilan remaja dalam menyusun peta hidup (life mapping) sebagai panduan perencanaan pribadi.

Rangkaian Kegiatan

Kegiatan dimulai sejak pagi hari, diawali dengan perjalanan tim dari kampus menuju lokasi pondok pesantren. Setibanya di lokasi, panitia melakukan koordinasi teknis, pengaturan perlengkapan, dan pengkondisian ruang acara. Peserta kemudian mengikuti registrasi dan pengisian pre-test untuk mengukur pemahaman awal terkait materi.

Materi pertama difokuskan pada pengenalan konsep life mapping, yaitu proses merancang masa depan secara bertahap dan sistematis, mulai dari mengenali potensi diri, menetapkan impian jangka pendek hingga jangka panjang, serta menyusun strategi pencapaiannya. Materi kedua berisi edukasi tentang tantangan sosial remaja, khususnya bahaya pernikahan dini, seks bebas, merokok, serta penyalahgunaan zat adiktif (NAPZA).

Peserta didorong untuk berdiskusi secara aktif dan menyampaikan pandangan mereka dalam sesi Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan juga diselingi dengan permainan edukatif untuk mencairkan suasana, tanpa mengurangi substansi pembelajaran. Di akhir kegiatan, peserta mengisi post-test dan menyusun life mapping pribadi, yang menjadi refleksi dari pemahaman dan rencana hidup masing-masing.

Hasil dan Refleksi

Hasil evaluasi melalui pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta terhadap materi perencanaan hidup dan risiko sosial remaja. Para peserta mampu mengidentifikasi tujuan hidupnya secara lebih jelas, serta menunjukkan kemampuan menyusun strategi jangka panjang untuk pencapaiannya. Antusiasme dalam diskusi dan keberanian peserta dalam menyampaikan opini menjadi indikator keberhasilan pendekatan yang digunakan.

Penyusunan life mapping menjadi bagian paling menarik dari kegiatan ini. Peserta menuliskan impian mereka, seperti melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, memiliki pekerjaan yang sesuai minat, dan menikah setelah memiliki kesiapan mental dan finansial. Langkah-langkah yang mereka susun menunjukkan pemikiran kritis dan kesadaran akan pentingnya pengambilan keputusan sejak dini.


TEKAN INI : CUPLIKAN VIDEO AGENDA KEGIATAN PENGMAS 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Press Release Project AKSARA SEHAT

perlawanan indonesia